Hay girls! Hati-hati menjaga hati yach…

[Pena Gempita 01]

“Eh, kamu pernah pacaran ngga?”
“Ngga.”
“Hah! Ngga pernah pacaran? Ngga gaul banget siiih…!!”

Begitulah realita kaum muda saat ini. Pacaran jadi tren, ngga pacaran dianggap aneh. Bolehlah kapan-kapan kalian jalan-jalan ke sekitar kampus. Apa yang kalian temukan? Pasangan mesum bertebaran di setiap sudut kampus. Banyak dalih yang mereka gunakan, ngerjain tugas bareng, diskusi, ngobrol, rapat, dan lain-lain. Itu baru di kampus, yang jelas-jelas merupakan tempat umum. Selanjutnya mari kita tengok di area kos-kosan. Ternyata ngga jauh beda ama kampus, hampir ngga ada rumah kos yang bebas dari pasangan cewek cowok duduk berduaan. (Hati-hati, yang ketiga setan loh!). Bahkan yang lucu, ada kos-kosan yang (dengan PeDe-nya) menuliskan aturan, tulisannya gede banget di depan pintu masuk. “Jam malam  pukul 21.00 kecuali hari Sabtu pukul 22.00.” Itu kan sama aja memberi peluang buat malam mingguan sampe malam? Masyaallah!

Sadar ato ngga, banyak aturan yang diterapkan buat kita. Seperti, aturan dari ibu kos (kayak contoh di atas), tidak boleh pulang melebihi jam malam. Lalu aturan dari orang tua (biasanya), boleh pacaran asalkan tidak mengganggu kuliah. Trus aturan dari pak RT, dilarang memasukkan tamu cowok ke dalam rumah. Juga aturan dari pemerintah, boleh melakukan seks bebas asalkan pake kondom. Parah!

Kalo selama ini kalian begitu taatnya pada aturan-aturan tersebut, maka ketahuilah bahwa aturan itu semua tuh berasal dari manusia, yang sangat mungkin melakukan kesalahan dalam membuat aturan. Lantas, tahukah kalian, dalam masalah pergaulan, ternyata Allah juga punya aturan buat kita lho. Dan yang jelas, kalo aturan itu datang dari Allah, pastinya tidak diragukan lagi lah kebenaran dan kebaikannya. Baca lebih lanjut

Manusia Purba Abad Modern

Rutin, setiap satu tahun sekali, kaum muda-mudi tidak pernah lupa dengan satu peringatan penting (menurut mereka). Momen kasih sayang, begitu mereka menyebutnya. Ajang saling bertukar cokelat, bertukar kado dengan tampilan serba pink, bertukar bunga, serta bertukar uang (dengan para penjual cokelat, kado, dan bunga). Ketika ditanya untuk apa mereka melakukan itu semua? Mereka menjawab, “Biar nge-tren, biar gaul, biar eksis.” Tapi menurutku, tujuan merayakan valentine itu tidak lain adalah biar maksiat, biar dosa, biar menghabiskan uang, biar dibodohi oleh Barat, biar ngikut orang kafir, dah biarin aja mereka.

Intinya, sungguh terlalu lah mereka yang mengaku orang Islam, tapi masih PeDe merayakan valentine day. Karena sudah jelas bahwa valentine bukanlah berasal dari Islam. “Saya kan tidak tau, mbak.” Makanya, cari tau dunk… Searching di internet kan banyak penjelasannya. “Wah, di tempat saya ngga ada internet, mbak.” (dalam hati: katrok banget sih!). Tanya ke ustad atau ustadzah atau kyai atau ulama atau guru ngaji kan juga bisa. Gampang kan? Sesuatu yang gampang tuh ngga usah dipersulit. Termasuk ninggalin tradisi valentine, itu kan gampang banget? Tapi kenapa masih banyak yang enggan? Ya sudahlah, valentine sudah berlalu. Tau ngga? Hari ini (15/2) tanggal merah lho, jadi bisa liburan. Baca lebih lanjut